Brand Promise

NOBODY KNOCK YOUR DOOR
Brand Promise


Dalam rapat eksekutif di sebuah proyek dimana saya jadi konsultan ahlinya, seorang direksi mengusulkan agar budget untuk jaringan intercom (antara pos satpam ke tiap tiap rumah) senilai 180 juta dicoret saja karena dianggap pemborosan.

Saya selaku konseptor ACTION PLAN dan MARKETING PLAN proyek tersebut, mencoba memberikan penjelasan.

# 1; Saya sampaikan bahwa rencana penarikan jaringan intercom tersebut sudah masuk dalam perhitungan budget di ACTION PLAN. Secara umum biaya pembebanan di pos Biaya Pematangan Lahan (cq. Utilitas cq Intercom) juga masih wajar dan harga jual produk masih kompetitif. Jadi tidak melanggar budget dan tak ada alasan dicoret.

# 2; Saya sampaikan bahwa selama ini BRAND PROMISE untuk proyek tersebut adalah "NOBODY KNOCK YOUR DOOR WITHOUT YOUR PERMIT". Artinya kita menempatkan privacy konsumen dalam kelas premium. Siapapun tamu anda (entah itu staf, sepupu, wartawan, apalagi debt collector), tak akan mungkin sampai didepan rumah dan mengetuk pintu tanpa ijin dari anda selaku pemilik rumah. Semua tamu distop di pos satpam. Apakah tamu diperbolehkan masuk atau diusir (dengan sopan tentunya) akan ditentukan berdasarkan permit dari penghuni rumah. Dan permit itu dikonfirmasi melalui intercom.

Jadi intercom itu merupakan sarana untuk mewujudkan BRAND PROMISE dari produk perumahan tersebut, yaitu "NOBODY KNOCK YOUR DOOR WITHOUT YOUR PERMIT". Kalau tidak dipasang intercom, jelas brand promise diatas tak bisa terpenuhi dan konsumen yang terlanjur membeli akan kecewa.

Usai rapat, direksi yang tadi mengusulkan pencoretan budget Intercom berbisik begini; "Mas AW, saya tahu bahwa intercom itu tetap diperlukan. Saya sengaja pura pura usul mencoret karena rekanan yang ditunjuk pengadaan intercom adalah saudara dari project managernya. Saya tak suka KKN."

Ohh? Itu toh masalahnya? Hehe ...

Apakah anda punya BRAND PROMISE untuk produk barang atau jasa yang anda pasarkan?? Sebagai pemasar, anda harus paham bahwa brand promise tersebut adalah janji yang harus dipenuhi.

Dalam kasus lain, saya yang memasarkan Workshop KETEMU JIN PROPERTI dengan label 'PRIVATE', tiba-tiba kebanjiran peserta. Sebagian besar pendaftar adalah hasil getok tular dari peserta yang sudah ikut, yang merasa bahwa Modul ACTION PLAN nya mantap sehingga merekomendasikan teman lain untuk ikut.

Yang jadi masalah, pakai label 'PRIVATE' tapi kalau pesertanya diatas 30 orang jelas tidak klop lagi. Karena brand promise kita adalah; PRIVATE WORKSHOP, lebih personal, lebih intensif. Semua peserta yang wajib datang bawa laptop tersebut jelas jelas harus dicoaching secara personal. Kalau tiba-tiba saya adakan massal, berarti saya mengingkari brand promise.

Akhirnya kami memutuskan, bahwa kriteria PRIVATE tetap personal dan intensif jika pesertanya max 12 orang saja. Kalau peserta melimpah, lebih baik digeser jadwalnya alias dipecah menjadi 2 atau 3 rombongan. Ini sebagai komitmen kami terhadap BRAND PROMISE, bukan berpikir komersil.

Populer

Efisiensi Biaya Cut and Fill

Budget Pembuatan Kolam Renang

Merintis Bisnis Properti Sebagai Pengembang

Melakukan Probing dalam Penjualan Properti

Menerapkan Ilmu Marketing Perumahan

Mitra Pemilik Tanah

4 Tahapan Siklus Hidup Produk

Berbagi Urusan Ijin

Buatlah PT Kosong

Memanfaatkan Momentum Lebaran