Manajemen Produk
PREMAN
Manajemen Produk
Bicara soal MANAJEMEN PRODUK yuuk??
PEMIKIRAN LAMA
Pengawasan gaya 'preman'. Sibuk main catur dan ngopi ngopi saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dan ketika melihat ada cantilever yang melengkung, sambil berkacak pinggang berkata; "Bongkar, bongkarr, bongkarrr !!!!.
Setelah itu melakukan investigasi dan teriak lagi, "Gile lo, bikin cantilever pakai besi 6 ???!!!!"
Re-work (kerja ulang) harus dilakukan kontraktor, dan itu berpotensi membuat kontraktor rugi.
PEMIKIRAN BARU
Memahami bahwa pelaksanaan pembangunan di proyek itu semua ada prosesnya. Ada tahapannya. Tak mungkin ada bangunan berdiri sekejap dan seketika.
a. Form Material
Saat ada material masuk ke lokasi, kenapa tidak dilakukan pengecekan material? Jika di gambar kerja tidak ada kebutuhan besi 6 mm, kenapa masuk material besi 6 mm?
Jika spec yang kita tentukan memakai Semen Tiga Roda, maka jika material yang masuk ternyata Semen Bosowa, bukankah seharusnya kita menolak?
b. Inspeksi Mendadak
Setelah material besi tiba di proyek, bukankah besi akan dirangkai terlebih dahulu? Pengawas seharusnya mengecek apakah rangkaiannya sudah benar, dan ukuran besi yang dipasang sudah sesuai spec.
Kasihan kontraktor, kasihan anda juga. Jika besi sudah dirangkai dan tinggal dicor, baru teriak teriak kalau ukuran besinya tak sesuai spec.
Lha kemana saja pengawas lapangan anda selama ini???
c. Koordinasi Mingguan
Lakukan rapat koordinasi secara rutin setiap minggu, guna mengantisipasi adanya kesulitan kontraktor dalam menterjemahkan SPK dan gambar kerja. Pastikan setiap tahapan pekerjaan yang dilaksanakan adalah benar alias tidak melanggar.
INGAT!!
Kontraktor adalah mitra kita. Mereka harus kita bantu supaya BISA UNTUNG, bukannya BUNTUNG.
Jika kontraktor RUGI, yang mereka lakukan adalah (maaf) LARI atau MENCURI. Dan itu secara langsung ataupun tidak langsung akan memberi efek negatif kepada kita.
Jika kontraktor untung. Kemanapun kita punya proyek, mereka siap nimbrung.
Makanya, jangan jadi preman deh, hehe ..
PEMIKIRAN LAMA
Pengawasan gaya 'preman'. Sibuk main catur dan ngopi ngopi saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dan ketika melihat ada cantilever yang melengkung, sambil berkacak pinggang berkata; "Bongkar, bongkarr, bongkarrr !!!!.
Setelah itu melakukan investigasi dan teriak lagi, "Gile lo, bikin cantilever pakai besi 6 ???!!!!"
Re-work (kerja ulang) harus dilakukan kontraktor, dan itu berpotensi membuat kontraktor rugi.
PEMIKIRAN BARU
Memahami bahwa pelaksanaan pembangunan di proyek itu semua ada prosesnya. Ada tahapannya. Tak mungkin ada bangunan berdiri sekejap dan seketika.
a. Form Material
Saat ada material masuk ke lokasi, kenapa tidak dilakukan pengecekan material? Jika di gambar kerja tidak ada kebutuhan besi 6 mm, kenapa masuk material besi 6 mm?
Jika spec yang kita tentukan memakai Semen Tiga Roda, maka jika material yang masuk ternyata Semen Bosowa, bukankah seharusnya kita menolak?
b. Inspeksi Mendadak
Setelah material besi tiba di proyek, bukankah besi akan dirangkai terlebih dahulu? Pengawas seharusnya mengecek apakah rangkaiannya sudah benar, dan ukuran besi yang dipasang sudah sesuai spec.
Kasihan kontraktor, kasihan anda juga. Jika besi sudah dirangkai dan tinggal dicor, baru teriak teriak kalau ukuran besinya tak sesuai spec.
Lha kemana saja pengawas lapangan anda selama ini???
c. Koordinasi Mingguan
Lakukan rapat koordinasi secara rutin setiap minggu, guna mengantisipasi adanya kesulitan kontraktor dalam menterjemahkan SPK dan gambar kerja. Pastikan setiap tahapan pekerjaan yang dilaksanakan adalah benar alias tidak melanggar.
INGAT!!
Kontraktor adalah mitra kita. Mereka harus kita bantu supaya BISA UNTUNG, bukannya BUNTUNG.
Jika kontraktor RUGI, yang mereka lakukan adalah (maaf) LARI atau MENCURI. Dan itu secara langsung ataupun tidak langsung akan memberi efek negatif kepada kita.
Jika kontraktor untung. Kemanapun kita punya proyek, mereka siap nimbrung.
Makanya, jangan jadi preman deh, hehe ..