Konsep Property Boutique Residence
SUSU TUBRUK
Konsep Property Boutique Residence
Konsep Property Boutique Residence
Konsep BOUTIQUE RESIDENCE pada prinsipnya masih bisa dieksplor lagi. Jika dalam penjelasan sebelumnya saya hanya memberi ilustrasi soal efisiensi ruang dimana kita tak perlu menyediakan kamar pembantu, karena semua pembantu bisa dikumpulkan di SERVICE BUILDING menjadi pembantu yang bisa 'dipakai' bersama.
Nah, lebih total concept lagi jika kita juga meniadakan fungsi ruang tamu di tiap tiap rumah. Benar benar kita asumsikan seperti kita menginap di hotel, yaitu jika mau menemui tamu tidak di kamar, melainkan di lobby hotel.
Dalam hal ini, saya membayangkan ada sebuah bangunan yang bernama COMMUNAL BUILDING. Itu adalah ruang tamu bersama. Ada sitting group 2 atau 3 set berupa sofa nan empuk. Dihiasi dengan gemericik kolam ikan koi, tanaman hias, dan view langsung ke kolam renang. Dan tentu saja layar lebar buat nonton Belanda menggebuk Uruguay.
Disitu ada mini bar yang bisa untuk memesan secangkir kopi tubruk dan sepiring mendoan panas. Susu tubruk juga boleh kalau mau, hehe .. Semua dilayani oleh staf service (jangan sebut pembantu deh ..) yang piket dan standby selama 24 jam.
Mantap bukan?? Jadi kita punya rumah yang tak perlu menyediakan kamar pembantu dan ruang tamu. Semua fungsi sudah diambil alih oleh Estate Management yang juga bertanggung jawab atas pelayanan di Service Building dan Communal Building.
Dalam bayangan saya, konsep ini hanya bisa diterapkan untuk mini cluster dengan jumlah unit kisaran 60 - 70 unit. Luasan max 1,5 ha. Karena coverage area jika terlalu luas akan merepotkan staf service saat menerima service call. Semua rumah akan dilengkapi koneksi intercom dengan Service Building. Sudah pasti secara planning, Communal Building dan Service Building akan diletakkan ditengah tengah supaya mudah aksesnya.
Wow, jika nanti konsep BOUTIQUE RESIDENCE ini terwujud, pasti punya captive market potensial para jomblo jomblo eksekutif yang suka gak rapi dan berantakan di ruang tamunya yang kecil. Karena mereka akan menerima tamunya di communal building.
Yang jelas, kalau tamunya bernama; Siska (Senin), Susi (Selasa), Rika (Rabu), Kelly (Kamis), Jessy (Jumat), Sherly (Sabtu) dan Monic (Minggu), adalah opsi dari tuan rumah yang jomblo itu, apakah akan menemui di communal building atau di rumahnya yang berantakan.
Nah, lebih total concept lagi jika kita juga meniadakan fungsi ruang tamu di tiap tiap rumah. Benar benar kita asumsikan seperti kita menginap di hotel, yaitu jika mau menemui tamu tidak di kamar, melainkan di lobby hotel.
Dalam hal ini, saya membayangkan ada sebuah bangunan yang bernama COMMUNAL BUILDING. Itu adalah ruang tamu bersama. Ada sitting group 2 atau 3 set berupa sofa nan empuk. Dihiasi dengan gemericik kolam ikan koi, tanaman hias, dan view langsung ke kolam renang. Dan tentu saja layar lebar buat nonton Belanda menggebuk Uruguay.
Disitu ada mini bar yang bisa untuk memesan secangkir kopi tubruk dan sepiring mendoan panas. Susu tubruk juga boleh kalau mau, hehe .. Semua dilayani oleh staf service (jangan sebut pembantu deh ..) yang piket dan standby selama 24 jam.
Mantap bukan?? Jadi kita punya rumah yang tak perlu menyediakan kamar pembantu dan ruang tamu. Semua fungsi sudah diambil alih oleh Estate Management yang juga bertanggung jawab atas pelayanan di Service Building dan Communal Building.
Dalam bayangan saya, konsep ini hanya bisa diterapkan untuk mini cluster dengan jumlah unit kisaran 60 - 70 unit. Luasan max 1,5 ha. Karena coverage area jika terlalu luas akan merepotkan staf service saat menerima service call. Semua rumah akan dilengkapi koneksi intercom dengan Service Building. Sudah pasti secara planning, Communal Building dan Service Building akan diletakkan ditengah tengah supaya mudah aksesnya.
Wow, jika nanti konsep BOUTIQUE RESIDENCE ini terwujud, pasti punya captive market potensial para jomblo jomblo eksekutif yang suka gak rapi dan berantakan di ruang tamunya yang kecil. Karena mereka akan menerima tamunya di communal building.
Yang jelas, kalau tamunya bernama; Siska (Senin), Susi (Selasa), Rika (Rabu), Kelly (Kamis), Jessy (Jumat), Sherly (Sabtu) dan Monic (Minggu), adalah opsi dari tuan rumah yang jomblo itu, apakah akan menemui di communal building atau di rumahnya yang berantakan.