Menciptakan Brand Loyalty
PEMILIK PERTAMA DI JATENG
Menciptakan Brand Loyalty
Menciptakan Brand Loyalty
Boleh percaya boleh tidak. Kisaran 3 - 4 tahun yang lalu (lupa tepatnya), saya membaca sebuah tabloid otomotif yang menyebutkan bahwa Toyota akan merilis sebuah produk baru bernama Toyota Rush. Tak ada banyak keterangan disitu yang bisa saya peroleh.
Tapi esok harinya saya langsung mendatangi sebuah dealer Toyota di Semarang, yaitu PT Nasmoco, dan menyatakan inden mobil tersebut.
Salesnya malah ketawa; "Bapak ini aneh. Gambarnya saja belum ada. Typenya apa saja belum ada. Harga jual juga belum tahu. Bagaimana bisa kami menerima uang bapak .. ?"
Saya tidak kekurangan akal. Dan karena kenal baik dengan seorang manager disitu, maka uang tanda jadi sebesar 10 juta akhirnya bisa diterima sebagai bukti indent. Saya hanya mengatakan; "Saya indent mobil Toyota Rush warna hitam. Type matic. Grade tertinggi, jika ada beberapa varian. Soal harga no problem, saya ikut saja harga resminya."
Aneh bukan? Mungkin tak masuk akal. Saya berani nitip uang indent 10 juta untuk sebuah mobil yang bentuknyapun belum saya ketahui. Demikian pula harga resminya. Kenapa?? Karena trust saya yang demikian tinggi kepada merk Toyota. Itulah BRAND LOYALTY.
Jangan heran saat 3 produk pertama Toyota Rush untuk Jateng/DIY dikirim dari pusat, maka 1 unit ditaruh di showroom, 1 unit ditaruh di stand pameran, dan 1 unit dikirim ke garasi saya. Saya pemilik mobil Toyota Rush pertama di Jateng.
Bayangkan jika corporate atau perusahaan kita sudah memiliki kredibilitas yang sedemikian tingginya di mata konsumen. Proyek baru diurus ijinnya, konsumen sudah berebut minta informasi. Lahan baru didozer, konsumen berebut membayar tanda jadi. Saat cetakan brosur jadi, semua unit rumah dan ruko sudah ada yang memiliki. Asyik bukan?? Hehe ..
Cetaklah success story. Berikan pelayanan terbaik untuk customer kita. Pupuklah terus kepercayaan itu dalam sebuah relationship marketing, supaya dalam jangka panjang tercipta BRAND LOYALTY.
Tapi esok harinya saya langsung mendatangi sebuah dealer Toyota di Semarang, yaitu PT Nasmoco, dan menyatakan inden mobil tersebut.
Salesnya malah ketawa; "Bapak ini aneh. Gambarnya saja belum ada. Typenya apa saja belum ada. Harga jual juga belum tahu. Bagaimana bisa kami menerima uang bapak .. ?"
Saya tidak kekurangan akal. Dan karena kenal baik dengan seorang manager disitu, maka uang tanda jadi sebesar 10 juta akhirnya bisa diterima sebagai bukti indent. Saya hanya mengatakan; "Saya indent mobil Toyota Rush warna hitam. Type matic. Grade tertinggi, jika ada beberapa varian. Soal harga no problem, saya ikut saja harga resminya."
Aneh bukan? Mungkin tak masuk akal. Saya berani nitip uang indent 10 juta untuk sebuah mobil yang bentuknyapun belum saya ketahui. Demikian pula harga resminya. Kenapa?? Karena trust saya yang demikian tinggi kepada merk Toyota. Itulah BRAND LOYALTY.
Jangan heran saat 3 produk pertama Toyota Rush untuk Jateng/DIY dikirim dari pusat, maka 1 unit ditaruh di showroom, 1 unit ditaruh di stand pameran, dan 1 unit dikirim ke garasi saya. Saya pemilik mobil Toyota Rush pertama di Jateng.
Bayangkan jika corporate atau perusahaan kita sudah memiliki kredibilitas yang sedemikian tingginya di mata konsumen. Proyek baru diurus ijinnya, konsumen sudah berebut minta informasi. Lahan baru didozer, konsumen berebut membayar tanda jadi. Saat cetakan brosur jadi, semua unit rumah dan ruko sudah ada yang memiliki. Asyik bukan?? Hehe ..
Cetaklah success story. Berikan pelayanan terbaik untuk customer kita. Pupuklah terus kepercayaan itu dalam sebuah relationship marketing, supaya dalam jangka panjang tercipta BRAND LOYALTY.